Rabu, 13 Februari 2013

REZEKI SEEKOR IKAN




“Hai Sulaiman, sesungguhnya aku belum merasa kenyang, meski telah menyantap seluruh hidangan yang engkau sajikan

Pada suatu ketika, Nabi Sulaiman menyampaikan sebuah munajat kepada Allah Azza wa Jalla. Sebagai Nabi yang telah diberi keleluasaan untuk menguasai bangsa jin,hewan dan angin, serta dianugrahi harta kekayaan yang berlimpah, telah membuat Nabi Sulaiman merasa bahwa ia sanggup memberi makanan kepada setiap makhluk yang menjadi penduduk di kerajaan. Oleh karena itu, ia bermunajat kepada Allah agar diberi izin untuk memberi makan pada setiap makhluk yang ada di kerajaanya selama satu tahun penuh.
Allah Taala kemudian menjawab munajat Nabi Sulaiman tersebut dengan firman: “Engkau sekali-kali tak akan dapat melakukan hal itu.” Akan tetapi Nabi Sulaiman tetap bersikeras. Ia memohon kepada Allah agar diberi izin untuk membagikan makanan kepada seluruh makhluk hanya dalam tempo sehari saja. Maka Allah mengizinkan kepada Nabi Sulaiman melakukan hal itu untuk membuktikan kekuasaan-Nya.

Nabi Sulaiman segera melaksanakan hajatnya itu. Ia memerintahkan kepada anak buahnya agar membuat hidangan makanan yang jumlahnya memenuhi sebuah lapangan yang sangat besar. Saking besarnya lapangan itu, sampai-sampai dituturkan dalam riwayat tersebut, bahwa panjang hidangan makanan itu mencapai perjalanan satu bulan. Demikian pula halnya dengan jumlah ukuran lebarnya.
Setelah mempersiapkan hidangan yang sangat banyak itu, Nabi Sulaiman memerintahkan kepada semua makhluk untuk mengelilingi hidangan itu, agar tidak menjadi rusak. Usai Nabi Sulaiman menyiapkan segala sesuatunya, Allah berfirman kepadanya : “Makhluk manakah yang akan engkau suruh mulai menyantap makanan itu terlebih dahulu?”
Nabi Sulaiman menjawab: “Aku mohon agar Engkau menghadap penduduk darat sekaligus penduduk laut agar menyantap hidangan ini terlebih dahulu.” Namun Allah tak segera menuruti apa yang dikatakan oleh Nabi Sulaiman tersebut. Allah hanya mendatangkan seekor ikan yang besar saja dari sekian banyak ikan yag hidup di laut.
Ikan besar itu pun diletakkan Allah di hadapan hidangan yang telah disajikan oleh Nabi Sulaiman. Selanjutnya, ikan itu mengangkat kepalanya dan berbiara kepada Nabi Sulaiman.
“Hai Sulaiman, sesungguhnya Allah telah menjadikan rezekiku berada di tanganmu hari  ini,” ujar ikan itu.
“Ambilah makanan itu hingga engkau merasa kenyang,” kata Nabi Sulaiman. Ikan itu langsung melahap hidangan yang telah disiapkan oleh Nabi Sulaiman. Hanya dalam hitungan detik, seluruh hidangan itu habis dilahap oleh sang ikan. Setelah hidangan itu habis, ikan itu berkata:
“Hai Sulaiman, sesungguhnya aku belum merasa kenyang, meski telah menyantap hidangan yang telah engkau sajikan.”
Melihat kejadian itu, Nabi Sulaiman menjadi tersadar, bahwa sesungguhnya hanya Allah sajalah yang dapat memberi rezeki kepada seluruh makhluk-Nya hingga mereka merasa kenyang. Sedangkan Nabi Sulaiman yang sudah menyiapkan makanan begitu banyak dan dengan susah payah, pada akhirnya toh tak dapat mambuat satu ekor ikan pun merasakan kenyang.
Apalagi jika ia menyuguhkan makanan kepada seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini. Tentunya, ia pun akan merasa sangat lelah dan tak mampu. Bahkan, untuk makana seekor ikan saja, sang ikan tetap belum merasa kenyang dalam satu kali makan.
Apalagi jika ia harus menyiapkan makanan untuk satu hari bagi ikan itu dan seluruh makhluk yang ada di bumi. Maka, sudah tentu tak ada daya dan kekuatan pada seorang makhluk pun untuk dapat memberi rezeki kepada makhluk lainnya. Hanya Allah Zat Yang Maha Memberi rezeki sajalah yang mampu melakukannya dengan sangat sempurna.
Nabi Sulaiman pun akhirnya jatuh tersungkur dan bersujud di hadapan Allah. Ia menyadari betul di mana letak kelemahanmya sebagai makhluk, yang notabene tak akan dapat melakukan sesuatu pun kecuali atas kehendak dan rahmat Allah. Dalam sujudnya itu, Nabi Sulaiman berkata: “Mahasuci Allah, Zat yang telah menanggung rezeki bagi seluruh makhluk yang diberi rezeki, tanpa Dia merasakannya sama sekali.”

Sumber: buku mutiara hikmah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar